Kenapa Begini Kenapa Begitu?


Banyak orang, disadari atau pun tidak disadari bingung kenapa kalau begini jadi begini kenapa begitu jadi begitu.

Mungkin salah satu contohnya, banyak orang berpikir mengapa lebih mudah menghancurkan daripada membangun. Misalnya dalam hal membangun rumah.
Pasti membangunnya membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Tapi coba kita disuruh untuk menghancurkan bangunan, pasti cepatnya minta ampun, apalagi kalau sedang marah bisa-bisa tidak sampai lima menit sudah hancur semuanya . Dipikir-pikir mengapa bisa begitu?

Ya sebenarnya simple saja, kita membangun itu memerlukan waktu dan tenaga yang banyak karena membangun ada aturannya, sementara menghancurkan kan tidak memerlukan aturan, yang penting semuanya hancur. Coba saja membangun rumah itu bisa hanya dengan melemparkan batu bata, semen, pasir dengan asal-asalan (tidak memakai aturan) pasti cepat selesai kan? Dan coba saja menghancurkan bangunan itu memakai aturan, misalnya harus menghancurkan sisi yang sebelah atas dulu, dilanjutkan ke sisi bagian kiri bawah dulu, lalu diketuk-ketuk sedikit. Hehehee bisa-bisa tidak selesai-selesai penghancuran bangunannya. Benar tidak?

Salah satu contoh lagi, mengapa kalau kita naik ke atas tangga yang sangat tinggi misalnya tingginya 15m, pada saat menaikinya itu tidak ada rasa takut (kecuali orang yang benar-benar phobia ketinggian ya). Sedangkan sewaktu kita menuruni tangga itu pasti merasa takut yang teramat sangat. Itu sebenarnya karena sewaktu kita menaiki tangga, kita tidak melihat sudah seberapa tinggi kita kare
na kita menghadap ke arah tangga, otomatis yang kita lihat hanyalah tangga. Tetapi sewaktu menuruni tangga, kita melihat kalau kita sudah benar-benar tinggi dan seakan-akan kita tertarik untuk jatuh ke bawah. Coba menuruni tangganya menggunakan posisi yang sama saat menaiki tangga (menghadap ke tangga, bukan menghadap ke udara bebas) pasti kita tidak terlalu takut, sebab yang kita lihat hanyalah tangga (Ini sama halnya dengan memanjat pohon).

Dan satu lagi nih, kenapa artikel ini tidak dikomentari? Komentari dong, hehehee

1 Comments

  1. oke deh ane komentari nih artikelnya wakakakak... pertama lgi....

    ReplyDelete

Post a Comment

Post a Comment

Previous Post Next Post