Mungkin banyak mengira bahwa penyakit yang dimaksudkan di sini adalah penyakit yang menggerogoti tubuh manusia. Penyakit yang saya maksudkan di sini bukanlah penyakit secara biologis, namun kebiasaan buruk (mungkin sangat buruk) yang dimiliki oleh manusia khususnya masyarakat Indonesia. Apakah itu? Malas! Namun, bukan berarti saya juga orang yang benar-benar rajin. Semua orang mempunyai sifat malas, porsinya saja yang berbeda-beda.
Saya memposting masalah ini karena saya sering melihatnya sendiri saat saya beraktivitas. Seperti di dalam bus, hampir tidak pernah (mungkin memang tidak pernah) bus angkutan umum itu didatangi oleh para pengamen jalanan. Jika dilihat, umur para pengamen itu adalah umur orang-orang yang seharusnya sangat produktif dalam bekerja. Tetapi mengapa sampai begitu? Banyak alasan, ada yang mengatakan tidak diterima kerja di mana pun, atau tidak mempunyai modal untuk berjualan, dan masih banyak lagi. Benarkah sudah semua perusahaan dijalaninya dan tidak ada lowongan satu pun? Pekerjaan serendah apa pun? tentunya tidak mungkin. Dan itu semua hanya karena satu kata; MALAS!
Dan juga ada yang lebih ekstrem lagi tingkat kemalasan yang berakibat bagi penduduk Indonesia. Jika kita lihat di terminal-terminal atau pun di tempat para sopir angkot "ngetem", kerap kita menjumpai adanya satu atau dua orang yang kerjanya teriak-teriak mencari penumpang dan setelahh angkot itu penuh dia diberi upah seribu dua ribu rupiah. Separah itukah malasnya masyarakat Indonesia sehingga tidak rela untuk bersusah payah bekerja untuk mencari nafkah?
Oh Tuhan, bagaimana bangsa ini bisa maju kalau penduduknya saja seperti itu? Kalau memang tidak bisa berkompetisi di ibukota kenapa harus dipaksakan? Gengsi? Malu untuk pulang kampung? Ntahlah, kita lihat saja lama-lama bagaimana akhir bangsa ini, bangsa yang selalu bercita-cita menjadi bangsa yang makmur tapi tanpa adanya kenyataan.
Post a Comment